Rabu, 25 November 2009

MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP

Hal yang tak pernah luput dari kehidupan manusia adalah “masalah” atau persoalan hidup. Dimana pun, kapan pun, siapa pun pasti pernah berhadapan dengan masalah. Masalah akan terus berdatangan kepada manusia tanpa pandang bulu. Kalau kita cermati, masalah yang dihadapi manusia adalah sama, namun yang membedakannya adalah sikap terhadap persoalan itu; ada yang menyikapinya dengan panik, goyah, tegang, mendramatisir. Namun, adapula yang menyikapinya dengan santai, tenang, mantap.



Ini berarti, masalah yang sesungguhnya ada pada sikap kita terhadap persoalan itu. Orang yang sedang menghadapi masalah kecil bisa jadi besar jika dalam menghadapinya dengan sikap yang buruk. Sebaliknya, orang yang sedang dilanda masalah besar, serumit apa pun persoalan itu, jika dihadapi dengan tenang, maka masalah itu akan menjadikan pribadinya menjadi lebih matang dan bernilai.



Sebuh lirik lagu yang menggambarkan dan insya allah dapat memotivasi kita dalam menghadapi persoalan :



Jalani hidup; tenang… tenang… tenang… tenanglah seperti karang

Sebab persoalan bagai gelombang; tenanglah… tenang… tenanglah sayang

Tak pernah malas; persoalan yang datang hantam kita

Dan kita tak mungkin untuk menghindar; semuanya sudah suratan.

(Iwan Fals, Hidup: Album Hijau)



Jadi, persoalan yang datang itu tidak akan pernah malas terus berdatangan sampai manusia mati. Bahkan, ketika di akhirt pun kita akan menghadapi masalah, yaitu mempertanggung jawabkan amal perbuatan selama hidup di dunia.



Di bawah ini, beberapa kiat dalam menghadapi persoalan hidup yang dikutip dari buku “Aa Gym dan Febimena Daarut Tauhiid” karangan KH. Abdullah Gymnastiar, yaitu :

Siap

Siap apa? Siap menghadapi apa yang cocok dan yang tidak cocok dengan yang diinginkan. Kita memang harus mempunyai keinginan, cita-cita, berencana. Bahkan kita dianjurkan untuk berikhtiar all out untuk mencapai hasil yang diinginkan. Namun, pada saat yang sama kita juga harus sadar bahwa manusia mempunyai keterbatasan dan lemah. Oleh karena itu, manusia hanyalah wajib berusaha, tetpi tidak wajib untuk berusaha. Hasil itu akan ditentukan oleh Allah S.W.T.



Ridha

Siap menghadapi apa pun yang akan terjadi. Dan apabila sudah terjadi, langkah awal yang kita tempuh adalah ridha atau rela akan kenyataan yang ada. Kenapa demikian? Karena walaupun kita dongkol, uring-uringan, mengeluh tidak akan dapat menyelesaikan masalah. Pendek kata, ridha tidak ridha, kejadian itu akan tetap terjadi. Maka, lebih baik kita menerimanya dengan keridhaan. Jika kita ridha, tidak hanya hati kita akan tenang, bahkan kita akan mendapatkan pahala dari Allah S.W.T.



Jangan mempersulit diri

Kita sering mendramatisir masalah, sehingga masalah yang sederhana akan menjadi besar dengan karangan yang ada di benak kita. Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dari dramatisasi perasaan dan pikiran kita. Jadi, tidak heran jika masalah yang dihadapi menjadi lebih sulit dari aslinya.



Evaluasi diri

Masalah yang menghantam kita adalah buah dari perbuatan kita sendiri. oleh karena itu, ketika kita sedang menghadapi suatu persoalan jangan pernah menyalahkan siapa pun. Merenunglah untuk mengevalusi diri.



Hanya Allah-lah satu-satunya penolong

Sesunnguhnya tidak akan terjadi sesuatu tanpa adanya izin dari Allah S.W.T.; baik berupa masalah atau pun musibah. Ketahuilah makhluk itu “Lahaula wala quwwata illa billahil’aliyyil’azhim” tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah yang mahaagung. Maka, mau tidak mau kita harus berdoa meminta pertolongan kepada Allah. Masalah itu milik Allah, maka mintalah jalan keluar kepda-Nya.



Wallahua’lam.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Top Web Hosting | manhattan lasik | websites for accountants